CVT – Tidak bisa dipungkiri, dibandingkan motor transmisi manual, motor dengan transmisi secara otomatis lebih disukai dan menjadi pilihan utama masyarakat saat ini. Bahkan berdasarkan data yang diterbitkan Asosiasi Industri motor Indonesia, diketahui empat posisi tertinggi diduduki oleh motor matik dengan sistem transmisi otomatis. Tentu saja banyak alasan yang mendasari hal ini, simpelnya tentu karena motor transmisi otomatis lebih mudah digunakan.
Transmisi otomatis akan membuat para pengendara lebih mudah membawa dan mengendalikan sepeda motor. Di mana pengemudi tidak perlu susah memindah-mindahkan persneling guna mengatur tenaga serta putaran mesin. Namun cukup gas dan motor akan bergerak sesuai keinginan Anda. Bagi Anda yang belum mengetahui, salah satu jenis transmisi otomatis yang paling banyak digunakan industri otomotif adalah jenis CVT (Continuously Variable Transmission). Sudahkah Anda mendengarnya? Sudah tahu apa itu CVT (Continuously Variable Transmission)? Jika belum, yuk coba simak detail informasi berikut!
Mengenal CVT (Continuously Variable Transmission)
CVT adalah cara paling fleksibel yang bisa digunakan untuk memindahkan tenaga yang dihasilkan mesin roda kendaraan. CVT akan menghasilkan gerakan secara otomatis sesuai putaran mesin kendaraan sehingga pengendara tidak perlu lagi memindah gigi. Penggunaan CVT juga membantu mencegah terjadinya hentakan mesin yang biasanya selalu muncul saat pemindahan transmisi manual. Tidak hanya itu saja, proses pergantian mesin pada sistem CVT juga sangat lembut seiring Anda meningkatkan tenaga mesin dan kecepatan laju kendaraan. Terdapat beberapa komponen utama yang memegang peran penting dalam sistem CVT, beberapa diantaranya ialah seperti pully depan dan pully belakang serta V-belt yang berfungsi untuk menghubungkan ke dua bagian pully kendaraan.
Singkatnya, kinerja pada bagian pully depan akan terhubung ke bagian kruk as mesin dan kemudian menampung tenaga dari mesin untuk dipindahkan ke bagian pully belakang yang terhubung ke as rosa. V-belt akan berfungsi sebagai rantai motor yang berguna untuk meneruskan putaran mesin ke bagian roda sehingga motor bisa melaju. Saat Anda memutar gas, maka pully depan akan berputar kuat untuk menggerakkan V-belt dan memindahkan tenaga ke pully belakang. Semakin besar tenaga gas yang dipuntir, maka V-belt akan mengembang besar dan pully belakang akan mengecil. Untuk Anda yang memiliki motor matic (transmisi otomatis), maka perhatikan untuk tidak memberikan gas secara kuat secara mendadak karena hal ini akan memicu permasalahan pada bearing CVT.
Cara Merawat CVT Motor Bertransmisi Otomatis
Dikarenakan proses menggunakannya cukup mudah, sebagian besar pengendara motor matic malah beranggapan enteng pemeliharaan dan perawatan komponen penting ini. Tentu saja hal ini sangat buruk dan akan memberikan dampak negatif pada penggunaan motor kedepannya. Di mana motor akan terasa tidak nyaman saat diajak berkendara, tersendat-sendat, mengeluarkan bunyi berisik hingga mati. Maka dari itu, pastikan Anda memberikan perawatan pada komponen CVT sebagai salah satu tips motor matic agar tetap awet. Selain perawatan dari para teknisi yang telah terlatih, ada pula beberapa jenis perawatan yang bisa Anda lakukan sendiri, antara lain:
-
Cek V-belt
Cara pertama ialah dengan mengecek V-belt. Cobalah buku baut cover V-belt dan kemudian lepas udara dengan menggunakan obeng plus. Buka mur crankshaft dan lepaskan drive belt CVT. Pastikan Anda menyerahkan perawatan pada teknisi yang telah terlatih karena mereka telah memahami kondisi V-belt yang sudah layak diganti atau tidak. Biasanya V-belt akan diganti saat motor telah menempuh jarak sekitar 15.000 km.
-
Cek komponen roller
Berikutnya cek komponen roller yang ada di bagian pully depan. Pastikan kondisi roller dalam keadaan normal dengan permukaan yang rata dan tidak mengalami kerusakan apapun. Jika kondisi roller CVT rusak atau tidak rata, maka biasanya motor transmisi otomatis akan tersendat-sendat saat diajak bermanuver di jalanan.
-
Ganti oli gearbox
Langkah perawatan CVT yang tidak kalah penting ialah dengan mengganti oli gearbox. Pastikan Anda selalu menggantinya secara rutin tiap menempuh jarak 8.000 km.
-
Bersihkan komponen filter udara CVT
Terakhir dengan cara membersihkan sebuah komponen filter udara yang ditempatkan di bagian CVT. Setidaknya Anda harus membersihkan komponen penyaring udara di CVT ini setiap 3 bulan sekali ataupun saat hendak melakukan service berkala.